BAB I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia
memilki perairan tawar yang sangat luasyang berpotensi besar untuk melakukan
budidaya berbagai macam jenis usaha ikan air tawar (sungai,waduk dan rawa)
dengan luas 141.690 hektar (Cahyono 2010) . Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan
jenis ikan air tawar, yang memiliki
potensi besar untuk dikembangkan dan pertumbuhan produksinya guna pertumbuhan
gizi yang cukup tinggi dan di sukai di kalangan masyarakat. Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan
jenis ikan air tawar yang banyak dibudidayakan petani baik budidaya pembenihan
maupun budidaya pembesaran.
Usaha
pembenihan Ikan Mas (Cyprinus carpio) dapat dilakukan dengan berbagi
cara yaitu secara tradisional, semi intensif dan secara intensif. Dengan
semakin meningkatnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan
maka telah dilaksanakan penggunaan induk-induk yang berkualitas baik. Keberhasilan
usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi alam namun manusia
telah banyak menemukan kemajuan diantaranya pemijahan dengan hipofisisasi,
peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik pembenihan buatan, penetesan
telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik kultur
makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi
benih perlu dilakukan penyeleksian tehadap induk Cyprinus carpio (Gunawan,
1998).
Ikan mas merupakan salah satu komoditas penting
yang dibudidayakan di Indonesia. Ditinjau dari aspek pasar, permintaan ikan
mas cenderung meningkat dari tahun ketahun. Permintaan pasar yang tinggi ini
mengakibatkan budidaya ikan mas mempunyai prospek cerah dan menjanjikan.
Keaneka ragaman genetik ikan mas memiliki keistimewaan karena penyebarannya
yang luas mulai dari Asia Timur sampai daratan Eropa dengankeadaan lingkungan
yang bervariasi, akumulasi genetik, seleksi alami serta peranan manusia
Ikan Mas (Cyprinus
carpio) menyukai tempat hidup (habitat) berupa perairan tawar yang airnya
tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras. Ikan ini hidup dengan
baik di daerah dengan ketinggian 150-600 m dpl (di atas permukaan laut) dengan
suhu berkisar antara 25-300C. Meskipun tergolong ikan air tawar,
Ikan Mas kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai dengan salinitas
sampai 25-30 0/00.
UPT
Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (PTBP) Kepanjen merupakan salah satu
jaringan untuk mendapatkan benih dan
induk unggul ikan mas ( Cyprinus carpio ).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktek kerja lapangan,
yaitu :
1.
Untuk mengetahui Teknik Pembenihan
Ikan Mas (Cyprinus carpio)
2.
Untuk mengetahui bagaimana
tahapan-tahapan dalam proses pembenihan.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari praktek kerja
lapangan, yaitu :
1.
Meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan menambah wawasan tentang teknik Pembenihan Ikan Mas (Cyprinus carpio).
2.
Dapat
mengetahui tahapan-tahapan dalam proses pembenihan ikan Mas (Cyprinus carpio).
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Mas
(Cyprinus carpio)
Ikan mas atau common carp (cyprinus carpio L ) yang ada di Indonesia
menurut sejarahnya berasal dari daratan Cina, Rusia ,Eropa, Taiwan dan Jepang .
Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan jenis ikan air tawar yang memiliki
potensi besar untuk di kembangkan dan di pacu pertumbuhannya (Mustami, 2013). Ikan
mas merupakan ikan perairan air tawar yang
sangat adaptif terhadap lingkungan barusehingga menjadikan ikan mas banyak
tersebar hampir di seluruh penjuru dunia. Ikan mas banyak memiliki sebutan.
Bahasa Inggris disebut common carp.
2.1.1Klasifikasi
Ikan Mas (Cyprinus
carpio)
Klasifikasi
ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Subkleas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Cyprinidea
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio L
2.1.2
Morfologi
dan Anatomi
Tubuh ikan mas (Cyprinus carpio)
dilengkapi dengan sirip. Sirip punggung (dorsal) berukuran relatif panjang
dengan bagian belakang berjari-jari keras dan sirip terakhir yaitu sirip ketiga
dan keempat, bergerigi. Letak antara sirip punggung dan perut berseberangan.
Sirip pada pectoral terletak dibelakang tutup insang (overculum).
Sisik ikan mas berukuran relatif lebih besar dan digolongkan kedalam tipe sisik
sikloid linea lateralis (gurat sisi), terletak dipertengahan tubuh,
melintang dari tutup insang sampai keujung belakang pangkal ekor. Pharynreal
teeth (gigi kerongkongan) terdiri dari tiga baris yang berbentuk gigi
geraham (Suseno, 2003). Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan ikan
pemakan segala (omnivora). Kebiasaan makan ikan mas (Cyprinus carpio)
yaitu sering mangaduk-ngaduk dasar kolam, termasuk dasar pematang untuk mencari
jasad-jasad organik. Karna kebiasaan makannya seperti ini, ikan mas (Cyprinus
carpio) dijuluki sebagai bottom feeder atau pemakan dasar. Di alam,
danau atau sungai tempat hidupnya, ikan ini hidup menepi sambil mengincar
makanan berupa binatang-binatang kecil yang biasanya hidup dilapisan lumpur
tepi danau atau sungai (Susanto,2004). Menurut Susanto (2004), ikan mas (Cyprinus
carpio) mempunyai telur yang sifatnya merekat/menempel atau adhesif.
Kebiasaan sebelum melakukan pemijahan di alam adalah mencari tempat yang rimbun
dengan tanaman air atau rumput-rumputan yang menutupi permukaan perairan.
Tabel 1. Perbedaan
Induk Betina dan Induk Jantan
Betina
|
Jantan
|
-
Badan bagian perut
besar, buncit dan lembek.
-
Gerakan lambat, pada
malam hari biasanya loncat-loncat.
-
Jika perut distriping
mengeluarkan cairan berwarna kuning.
|
-
Badan tampak
langsing.
-
Gerakan lincah dan
gesit.
-
Jika perut distriping
mengeluarkan cairan sperma berwarna putih
-
Dapat dipijahkan
setelah berumur 8 bulan dengan bobot > 0,5 kg
|
2.1.3 Habitat
Ikan Mas
Habitat
atau tempat hidup ikan mas di alam bebas yaitu di pinggiran sungai, danau, atau
perairan tawar lain dengan kedalaman air yang tidak terlalu dalam dan tidak
terlalu deras aliran airnya. Lingkungan perairan yang ideal untuk tempat hidup
ikan mas adalah daerah dengan ketinggian 150 – 600 m di atas permukaan laut.
Habitat utama ikan mas adalah dalam air tawar. Namun dapat hidup juga di daerah
muara sungai yang airnya payau (Narantaka, 2012).
2.1.4 Pakan Dan Kebiasaan Makan Ikan
Mas
Ikan mas merupakan ikan air tawar yang memiliki
sifat tenang, suka menempati perairan yang tidak terlalu bergolak dan senang
bersembunyi dikedalaman (Fishblog, 2008). Ikan mas termasuk pemakan segala
(omnivora). Makanannya berupa jasad hewan atau tumbuhan yang biasanya hidup
didasar perairan seperti cacing.
Menurut Suseno (2003) ikan mas mempunyai kebiasaan
makan denganmenelan langsung makanan yang sesuai dengan ukuran mulutnya dan biasanya
ikan mas lebih menyukai pellet sebagai makanan tambahan dalam suatu budidaya.
Larva ikan mas pada umur berkisar antara 1-3 hari masih belum membutuhkan
makanan dan setelah berumur 4-5 hari membutuhkan pakan
tambahan
untuk menunjang pertumbuhan. Pakan alami untuk larva stadia akhir berasal dari
zooplankton, rotifer, moina dan daphnia (Sudenda, 2002).
2.1.5 Hama Dan Penyakit (Cyprinus carpio)
1.
Hama yang sering menyerang ikan mas
adalah Notonecta, larva Cybister, ular sawah, dan katak sedangkan
cara memberantasnya adalah denganmelakukan pemagaran pada pinggir kolam dan
melakukan pemupukan padakolam sebelum digunakan (Khairuman, dkk, 2008).
2. Penyakit
merupakan salah satu hambatan dalam proses budidaya ikan, selain faktor
lingkungan dan manajemen. Penyakit ikan dapat didefinisikan sebagai segala
sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan suatu fungsi alat tubuh baik secara
langsung maupun tidak langsung. Penyakit menyerang ikan melalui proses hubungan
antara tiga faktor, yaitu kondisi lingkungan (kondisi di dalam air), kondisi
inang (ikan), dan adanya jasad patogen (jasad penyakit). Dengan demikian
timbulnya serangan penyakit merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara
lingkungan, ikan, dan jasad organisme penyakit (Kordi & Ghufran, 2004).
Komarudin, dkk (1991) menyatakan jenis
penyakit yang biasa ditemukanmenginfeksi ikan mas adalah, jamur, Pseudomonas
flurescens,Aeromonas hydrophhila (Agromaret, 2009).Icthyophthirius,
Trichodina, Dactylogyrus dan Gyrodactylus hidup pada kulit dan
insang, sedangkan Myxobolus hanya hidup pada insang ikan
dansangatpatogen bagi ikan (Komarudin, dkk, 1991). Dan gejala klinis yang
seringditimbulkan oleh parasit-parasit tersebut adalah ikan terlihat kurus,
kulit menjadikusam, ikan berenang lambat, ikan menggesek-gesekkan tubuh pada
benda keras,mengeluarkan mukus berlebihan dan insang tidak dapat menutup
dengansempurna (Subekti dan Mahasri, 2010).
2.1.6 Reproduksi Ikan mas (Cyprinus
carpio L)
Reproduksi pada ikan dikontrol oleh kelenjar pituitari yaitu kelenjar
hipotalamus, hipofisis – gonad, hal tersebut dipengaruhi oleh adanya pengaruh
dari lingkungan yaitu temperatur, cahaya, cuaca yang diterima oleh reseptor dan
kemudian diteruskan ke sistem syaraf kemudian hipotalamus melepaskan hormon
gonad yang merangsang kelenjar hipofisa serta mengontrol perkembangan dan
kematangan gonad dalam pemijahan (Sumantadinata, 1981).
Reproduksi merupakan kemampuan indivudu untuk menghasilkan keturunan
sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Ikan memiliki
ukuran dan jumlah telur yang berbeda, tergantung tingkah laku dan habitatnya.
Sebagian ikan memiliki jumlah telur banyak, namun ukurannya kecil, sehingga
sintasan rendah. Sebaliknya ikan memiliki
telur sedikit, ukurannya besar. Kegiatan reproduksi pada setiap jenis hewan
air berbeda-beda, tergantung kondisi
lingkungnya (Fujaya, 2004).
Pemijahan adalah proses perkawinan antara ikan jantan dan ikan betina yang
mengeluarkan sel telur dari betina, sel sperma dari jantan dan terjadi di luar
tubuh ikan (eksternal). Dalam budidaya ikan, teknik pemijahan ikan dapat
dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu:
- Pemijahan ikan secara alami, yaitu pemijahan ikan
tanpa campur tangan manusia, terjadi secara alamiah (tanpa pemberian
rangsangan hormon),
- Pemijahan
secara semi intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi dengan memberikan
rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad, tetapi proses
ovulasinya terjadi secara alamiah di kolam,
- Pemijahan ikan
secara intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi dengan memberikan
rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad serta proses
ovulasinya dilakukan secara buatan dengan teknik stripping atau
pengurutan (Gusrina, 2008).
2.1.7 Perkembangbiakan
Perkembangan gonad pada
ikan terjadi pada masa embrio, differensiasi dari sel-sel bakal gonad dapat
bermodifikasi oleh adanya steroid gonad (Hoar dan Randall, 1969). Khairuman,
dkk (2008) menyatakan pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak
tergantung pada musim, di habitat aslinya, ikan mas sering memijah pada awal
musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang tergenang
air. Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar.
Telur ikan mas berbentuk bulat, berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan
berbobot 0,17-0,20 mg. Ukuran telur bevariasi, tergantung dari umur dan ukuran
atau bobot induk. Antara 2-3 hari kemudian, telur-telur ikan akan menetas dan
tumbuh menjadi larva. Larva ikan mas mempunyai kantong kuning telur yang
berukuran relatif besar sebagai cadangan makanan bagi larva selama 2-4 hari.
Ukuran larva antara 0,5-0,6 mm dan bobotnya antara 18-20.
2.1.8 Fekunditas
Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat pada ovari ikan betina yang
telah matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu memijah. Fekunditas
merupakan hal yang sangat penting dalam hal pembenihan karena untuk memprediksi
berapa banyak jumlah larva atau benih yang akan dihasilkan oleh individu ikan
pada waktu memijah.
Perhitungan
jumlah telur berdasarkan rumus :
F= (wg/Ws)x N
|
Keterangan :
F : Fekunditas (jumlah telur dalam satuan
gonad/ikan)
Wg : Bobot
gonad (g)
Ws : Bobot sub sample (g)
N : jumlah telur dan sub sampel
2.1.9 Hatching Rate
Hatching Rate merupakan
jumlah telur yang menetas dari total telur yang ditebar.
Hatching Rate dihitung untuk mengetahui derajat
penetasan telur.Penghitungan telur dilakukan setelah telur menetas dan sudah
dapat dibedakan antara telur yang sudah menetas dan telur yang tidak menetas
yaitu dengan cara sampling. Nilai Hatching Rate (HR) yang tinggi
menandakan telur yang dihasilkan berkualitas baik.
2.1.10Benih Ikan
Mas (Cyprinus Carpio L.)
Benih ikan mas yang berukuran panjang 3 – 6 cm dan berbobot
0,5 – 2,5gram disebut putihan. Putihan secara alami akan mengalami pertumbuhan
dengancepat secara terus menerus dan setelah 3 bulan menjadi benih gelondong
ataukepalang dengan bobot mencapai kurang lebih 100 gram setiap ekornya.
Benihgelondong tumbuh terus dan akhirnya menjadi indukan (Pribadi, 2002).
Meskipun ukuran benih relatif sangat beragam, pada usia ini
telah resisten atau tahan terhadap perlakuan mekanik, sehingga kekeliruan
penanganan tidakmudah menimbulkan luka yang mengakibatkan kematian. Umur benih
yang relative masih muda akan sangat baik untuk merespon makanan tambahan yang
diberikan(Pribadi, 2002).
2.1.1
Kualitas air bagi perkembangan ikan
a.
Suhu
Suhu
air yang ideal untuk tempat hidup ikan mas adalah terletak pada kisaran antara
25 – 30 oC, dan pertumbuhan akan menurun apabila suhu rendah di
bawah 130C . Pertumbuhan akan menurun dengan cepat dan akan berhenti
makan pada suhu di bawah 5 oC (Narantaka, 2012).
b.Derajat
Keasaman (pH)
Derajat keasaman merupakan gambaran
jumlah atau aktivitas ion hydrogen dalam perairan. Secara umum nilai pH
menggambarkan seberapa besartingkat keasaman atau kebasaan suatu perairan.
Perairan dengan nilai pH = 7 adalah netral, pH <7 dikatakan kondisi perairan
bersifat asam, sedangkan pH > 7 dikatakan kondisi perairan bersifat basa adanya
karbonat, bikarbonat dan hidroksida akan menaikkan kebasaan air, sementara
adanya asam-asam mineral bebas dan asam karbonat menaikkan keasaman suatu
perairan (Darmayanti, 2011). Kisaran pH yang cocok untuk kehidupan ikan mas (Cyprinus
carpio L) adalah berkisar antara pH 6 – 9. Kondisi pH yang menyebabkan ikan
mas pada titik kematian terjadi pada pH 4 untuk asam dan 11 untuk basa (Husni,
2012).
c.Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen)
Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua
jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang
kemudian menghasilkan energy untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan. Oksigen
juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik.
Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari
udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut
(Salmin, 2000). Oksigen terlarut (DO) yang optimal untuk kelangsungan hidup
ikan mas berkisar antara 3,40 – 5,19 mg/ L, sedangkan DO yang dapat mematikan
ikan mas adalah 1,5 -2,0 (Rudiyanti, 2009).
d. Kekeruhan
Tingkat kekeruhan akan mempengaruhi
kemampuan daya ikat air terhadap oksigen. Semakin keruh air yang digunakan,
ikan semakin sulit bernapas karena kekurangan oksigen. Selain itu, insang akan
tertutup oleh partikel – partikel lumpur, batas pandang ikan berkurang, dan
nafsu makan berkurang (Pribadi, 2002).
BAB
III
METODE
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktek Kerja Lapangan
(PKL) ini dilaksanakan Di UPT PTBP (Unit Pelaksaan Teknis Pengembangan Teknologi Budidya Perikanan)
Kepanjen Malang, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kegiatan PKL
ini dilakukan mulai dari tanggal 25 Juli sampai 25 Agustus 2016 .
3.2
Metode Praktek
Metode yang digunakan
dalam praktek kerja lapang adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah
suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu
kondisi dan suatu sistem pemikiran. Metode ini bertujuan untuk membuat
deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta yang diselidiki (Nazir, 2011).
3.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang diambil dalam praktek
kerja lapang ini yaitu berupa data primer dan data sekunder yang diperoleh
melalui beberapa metode pengambilan.
3.3.1 Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang
diperoleh langsung dari sumber asli tanpa melalui perantara. Data primer dapat
berupa opini subyek (orang) secara individu maupun kelompok.
Data primer dapat diperoleh dengan tiga metode
yaitu :
a)
Metode Observasi
Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan
data dimana mahasiswa magang mencatat informasi sebagaimana mereka saksikan
selama praktek kerja lapangan.
b)
Metode Survei
Metode survei merupakan metode pengumpulan data
primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. Hasil dari metode ini
berupa data subyek yang menyatakan opini, sikap, pengalaman atau karakteristik
subyek penelitian secara individu atau kelompok. Data yang diperoleh dari
metode survey sebagian besar berupa data deskriptif yang dapat dirancang untuk
menjelaskan sebab akibat atau mengungkapkan ide-ide (Sangadji dan Sopiah, 2010)
c) Partisipasi Aktif
Bentuk partisifasi aktif ini merupakan suatu
kegiatan dimana kita turut serat secara langsung dalam semua kegiatan yang
berkaitan dengan pembenihan, persiapan kolam, pemeliharaan kolam, pengeringan
dasar kolam, pengamatan ikan mas kawin, pencegahan hama dan penyakit, pemanenan
benih.
3.3.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari
sumber tidak langsung. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah
lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpul data primer. Data sekunder ini
diperoleh dari laporan-laporan, data dokumentasi dan pustaka yang menunjang
(Sangadji dan Sopiah, 2010).
3.4 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang akan dilakukan dalam proses
pemijahan Ikan Mas yaitu :
3.4.1 Persiapan alat dan bahan :
Alat :
·
Timbangan
Electronic scale.
·
Timbangan
GSC 30 kg.
·
Spoit
3cc.
·
Mangkok
besar 2 buah,
·
Jaring.
·
Kertas
millimeter.
Bahan :
·
Induk
jantan dan betina ikan mas.
·
Natrium
Klorida 0.9%.
3.4.2
Persiapan Kolam
Prosedur persiapan kolam yaitu :
1. Membersikan dasar kolam pemijahan
dari kotoran-kotoran.
2. Kolam atau bak tempat pemijahan,
harus di keringkan sebelum seleksi induk
dilakukan.
3. Mengisi air ke dalam kolam pemijahan
dengan membuka kran air.
4. Kedalaman air setinggi ± 40-50 cm.
5. Mengontrol pintu pengeluaran air
dank ran pemasukan air, di usahakan sirkulasi berjalan dengan lancer.
3.4.3 Seleksi Induk
Adapun tahapan-tahapan yang akan
dilakukan dalam seleksi induk sebagai berikut :
1. Diseleksi tingkat kematangan gonad
induk dengan meraba bagian perut induk betina.
2. Dipilih induk yang tidak cacat.
3. Ditimbang berat induk ikan mas.
4. Induk yang belum siap untuk dipijah
dipisahkan dari induk yang sudah matang gonad.
3.4.4 Pemijahan
Adapun tahapan-tahapan yang akan
dilakukan dalam pemijahan sebagai berikut :
1. Kolam dan aquarium yang akan
dilakukan untuk pemijahan dibersihkan, dengan cara menguras bagian dasar kolam.
2. Hilangkan sisa-sisa kotoran pada bak
pemijahan sebelumnya.
3. Lumpur yang ada di dasar kolam
diangkat.
4. Dikeringkan kolam atau dibiarkan
mengering selama satu hari.
5. Diisi air pada kolam pemijahan.
6. Masukan induk ikan ikan mas pada
kolam yang terpisah.
7. Perisapkan alat dan bahan yang di
gunakan untuk proses penyuntikkan ovaprim
8. Menimbang induk jantan dan betina .
9. Penyuntikkan ovprim pada induk
jantan dan betina.
10. Masukkan induk jantan dan betina
pada kolam yang di sediakan selama kurang lebih dari 10 jam.
11. Setelah itu proses striping
(pengurutan) untuk mengeluarkan sperma dan sel telur.
12. Campurkanlah sel sperma dengan
larutan Natrium Klorida dengan perbandingan 1:9
yaitu 1 ml sperma dan 9 ml Natrium Klorida.
13. Masukkan sel telur dan sperma di
aduk hingga merata menggunakan bulu ayam .
14. Tebarlah telur hingga merata pada
aquarium dan kolam.
3.4.5 Perhitungan Fekunditas
Fekunditas adalah jumlah telur yang
terdapat pada ovari ikan betina yang telah matang gonad dan siap untuk
dikeluarkan pada waktu memijah.
Adapun tahap-tahap yang di lakukan pada perhitungan
fekunditas:
1.
Persiapkan
alat dan bahan yang di gunakan.
2.
Ambilah
beberapa butiran telur
3.
Timbanglah
butiran telur menggunakan timbangan Electronic scale.
4.
Masukkanlah
dalam rumus fekunditas
3.4.6 Penetasan Telur
Kegiatan penetasan telur dilakukan selama periode
pengembangan telur hingga menetas, telur yang sudah di buahi harus selalu di
jaga supaya telur terhindar dari predator dan juga kebersihan tempat pemijahan
harus selalu terjaga.
3.4.7 Perawatan Larva
Setelah larva tidak menempel pada
kakaban 2-3 hari kemudian kakaban diangkat dan dibersihkan. Namun larva
tersebut belum membutuhkan makanan dari luar, ini disebabkan larva yang baru
menetas masih dibekali cadangan makanan berupa kuning telur (yolk sack)
sebagai makanan awal yang akan habis selama 3 hari.
BAB IV.
HASIL
KEGIATAN
4.1
Teknik Pembenihan
4.1.1 Persiapan Kolam Pembenihan
Di UPT PTBP (Unit Pelaksaan Teknis Pengembangan
Teknologi Budidya Perikanan)Kepanjen Malang persiapan untuk kolam pembenihan
yang perlu untuk dilakukan yaitu dengan cara membersikan kolam pemijahan
terlebih dahulu agar membasmi
hama dan penyakit. Kolam pemijahan berukuran antara
2x2x0.5 m3, berbentuk persegi empat.
Gambar
2 . Persiapan Kolam Pembenihan
4.1.2
Seleksi
Calon Induk
Calon induk di UPT PTBP (Unit Pelaksaan Teknis
Pengembangan Teknologi Budidya Perikanan) Pemeliharaan calon induk Ikan Mas jantan dan betina
dipelihara secara terpisah dalam kolam yang berukuran 40x10x0.8 m3 .
Pemijahan ikan mas di lihat berdasarkan berat tubuh induk yang akan di pijah.
Induk ikan mas jantan berumur 8 bulan
dan betina berumur 1 tahun 4 bulan dengan berat tubuh induk mas betina 0.916 kg, 0.659 kg dan berat induk
jantan 0.820, 0.520,. Induk yang di gunakan berjumlah 4ekor ( 2 betina,2 jantan). Pemijahan ikan mas dapat
di lihat dari bobot tubuh induk ikan yang di guanakan. Ciri-ciri induk betina yang siap
pijah adalah: Pergerakan ikan lamban, perut membesar/buncit ke arah belakang
dan jika diraba terasa lunak, Lubang anus agak membengkak/menonjol dan berwarna
kemerahan (Flora_Fauna, 2009) sedangkan ciri-ciri induk jantan yang siap
dipijahkan adalah tubuhnya atau badannya lasing,jika perut nya
diurut/distriping akan mengeluarkan sperma, setelah ikan siap memijah
biasanya 2-3 bulan kemudian ikan siapdipijahkan kembali (Bachtiar, 2002).
Gambar 3. Penimbangan induk
Gambar
4. Induk betina
Gambar
5. induk jantan
4.1.3Penyuntikan Ovaprim
Pada proses pemijahan, induk betina dirangsang untuk
memacu proses pematangan gonad dan ovulasi dengan cara disuntik hormon
buatan/sintesis, yaitu dengan larutan Ovaprim. Penyuntikan larutan ovaprim induk betina dengan dosis 0.2
ml/kg dan menambahkan sterilized water
dengan 2x dosis ovrapim sedangkan
induk jantan dengan di berikan dosis Ovaprim
0.3 ml/kg dan menambahkan sterilized water dengan 2x dosis ovrapim penyuntikan induk di lakukan pada satu kali dengan waktu
penyuntikan pada pukul 09.00 pagi. Teknik
penyuntikan hormon pada ikan dapat di lakukan dengan intra muscular
(penyuntikan pada otot) karena penyuntikan ini tidak merusak organ yang penting
dari ikan. Menurut Sutisna dan
Sutarmanto (1995), teknik penyuntikan dengan arah jarum suntik membuat sudut 600
dari ekor bagian belakang dan jarum dimasukkan sedalam kurang lebih 1,5 cm. Hal
ini ditujukkan supaya ovaprim benar – benar masuk ke bagian organ target. Pada
saat dilakukan penyuntikan sebaiknya ikan dibungkus dengan jarring agar tidak
lepas.
Gambar
6. Ovaprim
Gambar 7. Penyuntikan ovaprim
4.1.4
Proses Striping
Proses pemijahan ikan mas di lakukan dengan
proses pemijahan buatan. Setelah di
lakukan penyuntikan dengan menggunakan hormon Ovaprim pada pukul 09.00 pagi
dan pada pukul 20.00 WIB di lakukan proses striping dengan cara mengeluarkan
sel telur induk ikan mas dan sperma induk jantan ikan mas.
Gambar 8.
Striping induk betinaGambar 9. Striping induk jantan
Gambar 10. Proses
pencampuran sperma dan Natrium Klorida.
Setelah proses Striping induk ikan mas , sperma di campurkan dengan larutan Natrium Klodira
dengan dosis yang di berikan 1:9 yaitu 10 ml sperma dan 90 ml Natrium klorida
.Natrium Klorida berfungsi sebagai pengenceran sprema. Dan setelah pencampuran
Natrium Klorida dan sperma di campurkan dengan sel telur induk betina,
campurlah hingga merata menggunakan bulu ayam . Setelah pencampuran selesai di
tebarlah telur tersebut hingga merata telur di tebar di kolam dan aquarium yang
sudah d siapkan .
4.1.5 Perhitungan Fekunditas
Fekunditas merupakan kemampuan reproduksi ikan yang
di tunjukkan dengan jumlah telur yang ada dalam ovarium induk betina yang telah
matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu memijah. Fekunditas
merupakan hal yang sangat penting dalam hal pembenihan karena untuk memprediksi
berapa banyak jumlah larva atau benih yang akan dihasilkan oleh individu ikan
pada waktu memijah.
Gambar 11. Pengambilan Telur Gambar 12. Proses Perhitungan Fekunditas
Cara Perhitungan Fekunditas
1.
Betina pertama
·
Berat awal betina sebelum pemijahan (WT) : 0.658 kg
Berat akhir betina sesudah pemijahan
(W0): 0.556 kg.
WG = WT-W0
=0.658-0.556
=0.102 kg
= 102 gram
·
Berat Media
=57.8 gram
Berat 200 butir telur = 59.8 gram
Ws = Berat telur – berat media
=59.8 – 57.8
=2 gram
·
Menghitung fekunditas
F= (wg/Ws)x N
= (102/2) x 200
=10200 butir telur
2.
Betina pertama
·
Berat awal betina sebelum pemijahan (WT) : 0.916 kg
Berat akhir betina sesudah pemijahan
(W0): 0.754 kg.
WG = WT-W0
=0.916-0.754
=0.162 kg
= 162 gram
·
Berat Media
=57.8 gram
Berat 200 butir telur = 59.8 gram
Ws = Berat telur – berat media
=59.8 – 57.8
=2 gram
·
Menghitung fekunditas
F= (wg/Ws)x N
= (162/2) x 200
=16200 butir telur
Jadi untuk induk pertama ikan mas mempunnyai 10200 butir telur sedangkan
untuk induk ke 2 ikan mas mempunyai 16200 butir telur.
4.1.6 Proses Penetasan Telur
Setelah telur di tebar merata di dasar kolam dan
aquarium kolam ditutup dengan daun pisang untuk menghindarkan telur dari kontak
langsung dengan sinar matahari dan hujan, karena telur ikan tidak dapat menetas
apabila terkena sinar matahari atau hujan secara langsung. Telur yang sudah di buahi terlihat
bening transparan sedangkan telur yang tidak terbuahi berwarna putih keruh Telur yang tidak menetas dibuang
dengan airnya dan diganti dengan air baru. Waktu penetasan telur berlangsung 48-72 jam atau
2-3 hari kemudian.
4.1.7 Hatching
Rate (HR)
Hatching Rata merupakan jumlah telur yang menetas dari total telur yang
ditebar. Lama telurnya menetas bergantung pada temperature air dan kandungan oksingen.
HR=
1.
Telur di wadah
Aquarium
Jumlah
telur (sampling) : 200 butir
Jumlah
telur yang menetas : 142 butir
HR=
HR
=
= 71%
2.
Telur di wadah
bak beton
Jumlah
telur (sampling) : 235 butir
Jumlah
telur yang menetas : 176 butir
HR=
HR
=
= 75%
4.1.8 Pemeliharaan Larva
Perawatan larva yang di lakukan Di UPT PTBP (Unit
Pelaksaan Teknis Pengembangan Teknologi
Budidya Perikanan ) Kepanjen Malang pembenihan disediakan 4buah aquarium yang
masing-masing berbentuk persegi panajang dengan ukuran panjang 30cm, lebar 1 meter
dan tinggi 50 cm dengan ketinggian air 25 cm dan kolam beton dengan ukuran
antara 2x2x0.5 m3, berbentuk persegi empat.
Gambar
13. Aquarium pemeliharaan larva.
Gambar 14. Kolam pemeliharaan larva.
Tabel
2 Pertumbuhan Larva Ikan Mas dengan pemijahan buatan
Parameter
|
1
minggu
|
2
minggu
|
Panjang
rata-rata (cm)
|
1
cm
|
2-2.5
cm
|
Gambar 15. Larva Minggu ke I kolam Gambar 16. Larva Minggu
ke I aquarium
Gambar 17.Larva
Minggu ke II Kolam Gambar 18. Larva Minggu ke II Aquarium
Pertumbuhan larva ikan mas bergantung pada manajemen
kualitas air, majemen pakan serta kondisi
tempat pemeliharaan. Dalam
pemeliharaan larva pada kolam pertumbuhaannya lebih cepat di bandingkn pada
aquarium, karena pada kolam jumlah pakan alami tersedia dan ruang gerak untuk
pertumbuhan larva ikan mas tidak terbatas.
4.1.9 Proses Pemberian Pakan
Pemberian pakan yang di lakukan dalam pembenihan
larva ikan mas mulai makan pakan alami
setelah kuning telur habis yaitu setelah berumur 3-4 hari. Setelah kuning telur
tersebut habis di berikan pakan beruba cacing sutra (tubifex) cacing sutra
merupakan pakan alami yang di berikan dalam proses pembenihan . Selain itu juga
pakan berupa cacing sutra di berikan sehari 1x pemberiannya. Dan setelah 1
minggu di berikan pakan berupa tepung udang .
Gambar
19. Cacing Sutra
Gambar
20. Pemberian Tubifex di Kolam
Gambar 21. Pemberian Tubifex diAquarium
Gambar
22. Tepung Udang
Gambar
23. Pemberian Tepung udang di kolam
Gambar 24. Pemberian Tepung Udang di Aquarium
4.1.10
Pengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan kualitas air merupakan salah
satu parameter yang sangat penting di lakukan dalam hal budidayakan maupun dalam
hal pembenihan. Dalam pengelolaan kualitas air di lakukan dengan mengunakan
alat bantu seperti thermometer untuk
mengukur suhu,DO meter sebagai pengukur kandungan oksingen dan pH meter.
Kualitas air yang cocok pada kolam
pemeliharaan larva
Parameter
|
Nilai
|
pH
|
7-8.5
|
Suhu(C0)
|
24-28
|
DO (ppm)
|
5-8.
|
Gambar 25. Mengukur Suhu dan Do kolam Gambar 26. Mengukur pH kolam
Gambar
27. Mengkur Suhu, DO Aquarium
Gambar28. Mengkur pH Aquarium
Adapun cara lain untuk mengelola kualitas air dengan
cara membersikan kotoran-kotoran yang terdapat dalam kolam seperti daun-daun
yang berguguran di dalam kolam dengan menggunakan saringan untuk mengangkat
kotoran- kotoran. Selain itu juga melakukan system pergantian air yaitu
membuang air sebayak 30% dan menambahkan lagi sebayak itu. Selain itu juga
membersikan aquarium dengan cara penyimpon kotoran-kotoran yang terdapat dalam
aquarium dengan menggunkan selang yang berukuran kecil dan selain itu juga melakukan
system pergantian air pergantian air dengan cara membuang air sebanyak 30% dan menambahkan lagi
sebanyak itu juga.
Gambar
29.Pembersihan kolam Gambar 30. Penambahan air kolam
Gambar
31. Penyiponaan aquarium
Gambar 32. Penambahan air pada aquarium
4.1.11Pengendalian Hama dan Penyakit
Selama kegiatan PKL di
lakukan tidak menemukan penyakit pada saat pembenihan ikan mas ,sedangkan hama
yang ditemukan pada kegiatan PKL yaitu hama yang ditemukan
larva katak pada kolam pemeliharaan larva ikan mas. Upaya yang di lakukan dalam
pengendaliannya yaitu dengan cara mengeluarkan larva katak tersebut dan
memantau kolam pemeliharaan larva.
Gambar
33. Larva katak
BAB
V.
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dalam proses pembenihan ikan mas yang perlu
diperhatikan yaitu : persiapan wadah, seleksi induk, penyuntikkan Ovaprim, proses striping, perhitungan fekunditas, penetesan telur,
pemeliharaan larva, pemberian pakan, pengeleloan kualitas air, dan pengendalian
hama dan penyakit.
Dalam proses
pemeliharaan larva ikan mas, pertumbuhan ikan mas pada kolam beton lebih cepat
dibandingkan pada aquarium karena kolam beton ruang gerak lebih luas,
intensitas cahaya bagus, tersedianya pakan alami dibandingkan aquarium.
5.2
Saran
1. Perlu
dilakukan peningkatan sarana dan prasarana untuk memperlancarproses pembenihan
ikan Mas.
2. Dalam
pemeliharaan larva ikan mas perlu diperhatikan padat tebar ikan agar diperoleh
hasil yang lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Y. 2002.pembesaran
ikan mas dikolam pekarangan agromedia Pustaka, Jakarta.
Cahyono, B
. 2000. Budidaya Ikan Air Tawar . Jakarta : Pustaka Mina
Damayanti,
Astri, 2011. Ayo Melipat Origami Binatang. Yogyakarta: Cahaya Atma
Pustaka.
Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid 2.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Fishblog. 2008. Kebiasaan Hidup Ikan Mas. Diperoleh dari : http://hobiikan.blogspot.com/2008/07/kebiasaan-hidup-ikan-mas.html.
tanggal akses 3 Januari 2011
Flora_Fauna. 2009. Budidaya Ikan Mas. Diperoleh dari http://infokebun.wordpress.com/2008/06/10/budidaya-ikan-mas/.
Infokebun.wordpress.com. Hal 6-10. (Tanggal akses : 12 Agustus 2016).
Fujaya, Y. 2004. Fisiologi
Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Cetakan pertama. Rineka
Putra. Jakarta.
Husni.
H. 2012. Uji Toksisitas Akut Limbah Cair Industri Tahu Terhadap IkanMas (Cyprinus
carpio Lin). Skripsi. Universitas Andalas. Padang.
Hoar, W. S. and D. J.
Randall. 1969. Fish physiology. Volume III. Academic Press Inc. New York.
Khairuman,
Sudenda, Dodi., dan Gunadi, Bambang. 2008. Budidaya Ikan Mas Secara Intensif
Revisi. Cetakan kedua. Agromedia Pustaka. Jakarta. 100 hal.
Komarudin,
O., O. Praseno., dan Z. I. Azwar. 1991. Infeksi Parasit pada Benih Ikan mas
yang Dipelihara di Kolam dengan Sisitem Aerasi. Buletin Penelitan Perikanan
Darat Vol. 10 BRPBAT. Bogor.
Kordi,
K. M. Ghufran. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Cetakan Per
ama.
Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Mustami,
Muh. Khalifiah. 2013. Tingkat Penetesan Relatif Telur Ikan Mas Cyprinus
Carpio Linn) Ras Punten Yang Diberikan Kejutan Suhu Panas Untuk Memproduksi
Ikan Poliploid. Jurnal Bionature, 14(1): 7-10
Narantaka,
A.M.M. 2012. Pembenihan Ikan Mas. Javalitera. Jogjakarta.
Rudiyanti,
S. dan A. D. Ekasari. 2009. Pertumbuhan dan Survival Rate Ikan Mas (Cyprinus
Carpio Linn) Pada Berbagai Konsentrasi Pestisida Regent 0,3. Jurnal Saintek
Perikanan. 5(1): 39 – 47.
Saanin,
H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipta, Jakarta.
Subekti,
S. dan G. Mahasri. 2010. Buku Ajar Parasit dan Penyakit Ikan (Trematodiasis dan
Cestodiasis). Global Persada Press. Surabaya.
Sudenda,
D. 2002. Budidaya Ikan Mas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sumantadinata, Komar, 1981. Pengembangan Ikan-Ikan Peliharaan di
Indonesia, Sastra Hudaya, Bogor.
Susanto, H. (2004).
Budidaya Ikan Di pekarangan. Penebar swadaya. Jakarta.
Suseno (2003), Pengelolaan Usaha Pembenihan Ikan Mas,
Penebar Swadaya, Jakarta.
Sutisna, D. H. dan R.
Sutarmanto, 1995, Pembenihan Ikan Air
Tawar. Kanisius. Jogyakarta. 135 hal
LAMPIRAN
Lampiran
1. Profil Tempat Pelaksanaan PKL
UPT Pengembangan Teknologi Perikanan
Budidaya (PTPB) Kepanjen terletak di Jalan Trunojoyo No. 12 Kepanjen, Kabupaten
Malang. Denah lokasi UPT PTPB Kepanjen dapat dilihat pada Lampiran 2. Lokasi
tersebut termasuk daratan rendah dengan ketinggian 358 mdpl, suhu harian
sekitar 25-30°C dengan curah hujan rata-rata 600-1000 mm/tahun. Batas-batas
lokasi 8UPT PTPB Kepanjen meliputi :
Utara : Jalan Kepanjen-Gondanglegi
dan Kantor BKKBN
Timur : Perumahan dan persawahan
Selatan : Tanah hak yayasan
Barat : Jalan Kepanjen-Sengguruh
dan Batalyon Zeni Tempur 5
UPT PTPB Kepanjen sebagai salah satu
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur
yang memiliki tugas dibidang bimbingan serta pelatihan teknis dan manajerial
perikanan budidaya diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
teknis bagi pembudidaya ikan. UPT PTPB Kepanjen juga memproduksi benih ikan air
tawar, menyediakan induk ikan yang unggul dan melakukan kaji terap teknologi
baru yang dapat diterapkan dimasyarakat sehingga untuk menunjang tugas-tugas
tersebut diperlukan sumber daya yang optimum agar dapat memberikan
kesejahteraanbagi masyarakat.
Sesuai Peraturan Gubernur Jawa Timur
Nomor 31 Tahun 2014 tanggal 23 Mei 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, UPT PTPB
Kepanjen merupakan UPT Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur yang
mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan sebagian tugas Dinas dibidang
bimbingan serta pelatihan teknis dan manajerial perikanan budidaya. Fungsi UPT
PTPB Kepanjen dalam melakukan tugas pokok adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan
kurikulum dan silabi pelatihan perikanan budidaya.
2. Pelaksanaan
bimbingan dan pelatihan teknis dan manajerial perikanan budidaya.
3. Pelaksanaan
produksi benih dan budidaya ikan air tawar.
4. Pelaksanaan
penyediaan induk, calon induk, dan benih ikan air tawar.
5. Pelaksanaan
ketatausahaan, rumah tangga.
6. Pelaksanaan
tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
a. Sejarah
UPT Pengembangan Teknologi Perikanan
Budidaya (PTPB) Kepanjen merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur yang memberikan pembinaan
Budidaya Air Tawar di Jawa Timur. Pembentukan UPT PTPB Kepanjen merupakan
pengembangan dari unit sebelumnya, yaitu :
1. Tahun
1957 : BBI Dinas Perikanan Darat Kabupaten Malang
2. Tahun
1963 : Kursus Pengamat Perikanan Darat Kepanjen
3. Tahun
1968 : Training Centre Perikanan
Darat
4.
Tahun 1972 : Training Centre Aquaculture
5.
Tahun 1979 : Unit Pembinaan
Budidaya Air Tawar
6.
Tahun 2002 : Balai Benih Ikan
Kepanjen
7.
Tahun 2010 : Unit Pengelola
Budidaya Air Tawar Kepanjen
8.
Tahun 2014-sekarang : Unit
Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya
b. Visi
dan Misi
Visi
1.
TERWUJUDNYA UPT YANG MANDIRI, TANGGUH,
BERORIENTASI PADA PENINGKATAN PELATIHAN TEKNIS DAN BERWAWASAN AGRIBISNIS SERTA BERBASIS EKONOMI
KERAKYATAN
2.
MENINGKATKAN KAPASITAS KEMAMPUAN USAHA
DAN DAYA SAING DALAM PRODUKSI BENIH IKAN DARI SEGI KUALITAS, KUANTITAS MELALUI
PENERAPAN SISTEM PENGENDALI MUTU TERPADU
3.
MELAKSANAKAN DIVERSIFIKASI USAHA
PEMBENIHAN IKAN AIR TAWAR SERTA
PEMBUDIDAYAANNYA
4.
MENINGKATKAN BUDAYA KERJA DAN
PELAYANAN MASYARAKAT (PUBLIC SERVICE).
Lampiran
2. Struktur Organisasi UPT PTBP
Lampiran 3. Denah Lokasi
Lampiran
4. Peta Lokasi