Senin, 26 Oktober 2020

Lirik Lagu Ko Suka Bikin Ganas Tapi Sa Sayang

Sa kecewa Sayang

Sa bicara ulang

Tapi ko tra mo dengar

Sa ni yang selalu sabar

Untuk koi Sayang

Sa selalu larang

Jangan pernah mo ilang kabar

Karena sa tara mau tong bertengkar

uuuuuuuuuuuuu

Hhhhhhoooooooooo

hoooooooo

Su kasih teguran masih tra dengar

Bicara berulang karena sa masih sabar

Ko sadar sa kasar karena sa masih sa sayang

Ko harus belajar hargai perasaan

Ooooo Ooooo

Sa su bosan dengar banyak alasan 

sa berusaha maafkan ko pu kesalahan 

Sa kecewa Sayang

Sa bicara ulang

Tapi ko tra mo dengar

Sa ni yang selalu sabar

Untuk koi Sayang

Sa selalu larang

Jangan pernah mo ilang kabar

Karena sa tara mau tong bertengkar

Beratnya hati lepas ko pergi su sayang 

Jadi jangan begini setengah mati 

Sa lemah nanti tolong mengerti

Sa su cape untuk bicara semua percuma

Kelakuan itu ado tara laku

Janganlah begitu kalau cinta padaku

Sering bilang i love you jadi rubah kelku

Ko suka bikin ganas tapi sa sayang

Maka itu lekas rubah kelakuan

Buka mata deng hati perhatikan

Sa su kasih banyak perhatian

Luangkanlah waktu untuk renungkan

Leluasa agar ko bisa tenang

Buanglah ego sa su senang

Sa kecewa Sayang

Sa bicara ulang

Tapi ko tra mo dengar

Sa ni yang selalu sabar

Untuk koi Sayang

Sa selalu larang

Jangan pernah mo ilang kabar

Karena sa tara mau tong bertengkar


Minggu, 19 Mei 2019

Laporan Budidaya Pembenihan Ikan Mas

BAB I.
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Indonesia memilki perairan tawar yang sangat luasyang berpotensi besar untuk melakukan budidaya berbagai macam jenis usaha ikan air tawar (sungai,waduk dan rawa) dengan luas 141.690 hektar (Cahyono 2010) . Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan jenis ikan air tawar, yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan dan pertumbuhan produksinya guna pertumbuhan gizi yang cukup tinggi dan di sukai di kalangan masyarakat. Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan jenis ikan air tawar yang banyak dibudidayakan petani baik budidaya pembenihan maupun budidaya pembesaran.
Usaha pembenihan Ikan Mas (Cyprinus carpio) dapat dilakukan dengan berbagi cara yaitu secara tradisional, semi intensif dan secara intensif. Dengan semakin meningkatnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan maka telah dilaksanakan penggunaan induk-induk yang berkualitas baik. Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi alam namun manusia telah banyak menemukan kemajuan diantaranya pemijahan dengan hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik pembenihan buatan, penetesan telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik kultur makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi benih perlu dilakukan penyeleksian  tehadap induk Cyprinus carpio (Gunawan, 1998).
Ikan mas merupakan salah satu komoditas penting yang  dibudidayakan di Indonesia.  Ditinjau dari aspek pasar, permintaan ikan mas cenderung meningkat dari tahun ketahun. Permintaan pasar yang tinggi ini mengakibatkan budidaya ikan mas mempunyai prospek cerah dan menjanjikan. Keaneka ragaman genetik ikan mas memiliki keistimewaan karena penyebarannya yang luas mulai dari Asia Timur sampai daratan Eropa dengankeadaan lingkungan yang bervariasi, akumulasi genetik, seleksi alami serta peranan manusia
Ikan Mas (Cyprinus carpio) menyukai tempat hidup (habitat) berupa perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras. Ikan ini hidup dengan baik di daerah dengan ketinggian 150-600 m dpl (di atas permukaan laut) dengan suhu berkisar antara 25-300C. Meskipun tergolong ikan air tawar, Ikan Mas kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai dengan salinitas sampai 25-30  0/00.

UPT Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (PTBP) Kepanjen merupakan salah satu jaringan untuk mendapatkan benih  dan induk unggul ikan mas ( Cyprinus carpio ).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktek kerja lapangan, yaitu :
1.      Untuk mengetahui Teknik Pembenihan Ikan Mas (Cyprinus carpio)
2.      Untuk mengetahui bagaimana tahapan-tahapan dalam proses pembenihan.

1.3  Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari praktek kerja lapangan, yaitu :
1.      Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan menambah wawasan tentang teknik Pembenihan Ikan Mas (Cyprinus carpio).
2.      Dapat mengetahui tahapan-tahapan dalam proses pembenihan ikan Mas (Cyprinus carpio).















BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Ikan mas atau common carp  (cyprinus carpio L ) yang ada di Indonesia menurut sejarahnya berasal dari daratan Cina, Rusia ,Eropa, Taiwan dan Jepang . Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan jenis ikan air tawar yang memiliki potensi besar untuk di kembangkan dan di pacu pertumbuhannya (Mustami, 2013). Ikan mas merupakan ikan  perairan air tawar yang sangat adaptif terhadap lingkungan barusehingga menjadikan ikan mas banyak tersebar hampir di seluruh penjuru dunia. Ikan mas banyak memiliki sebutan. Bahasa Inggris disebut common carp.

2.1.1Klasifikasi Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:
Filum         : Chordata
Kelas         : Pisces
Subkleas    : Teleostei
Ordo          : Ostariophysi
Subordo     : Cyprinidea
Famili        : Cyprinidae
Genus        : Cyprinus
Spesies      : Cyprinus carpio L
Gambar 1. Ikan Mas Cyprinus carpio L (www.morfologi dan anatomi ikan mas.com)


2.1.2 Morfologi dan Anatomi
Tubuh ikan mas (Cyprinus carpio) dilengkapi dengan sirip. Sirip punggung (dorsal) berukuran relatif panjang dengan bagian belakang berjari-jari keras dan sirip terakhir yaitu sirip ketiga dan keempat, bergerigi. Letak antara sirip punggung dan perut berseberangan. Sirip pada pectoral terletak dibelakang tutup insang (overculum). Sisik ikan mas berukuran relatif lebih besar dan digolongkan kedalam tipe sisik sikloid linea lateralis (gurat sisi), terletak dipertengahan tubuh, melintang dari tutup insang sampai keujung belakang pangkal ekor. Pharynreal teeth (gigi kerongkongan) terdiri dari tiga baris yang berbentuk gigi geraham (Suseno, 2003). Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan ikan pemakan segala (omnivora). Kebiasaan makan ikan mas (Cyprinus carpio) yaitu sering mangaduk-ngaduk dasar kolam, termasuk dasar pematang untuk mencari jasad-jasad organik. Karna kebiasaan makannya seperti ini, ikan mas (Cyprinus carpio) dijuluki sebagai bottom feeder atau pemakan dasar. Di alam, danau atau sungai tempat hidupnya, ikan ini hidup menepi sambil mengincar makanan berupa binatang-binatang kecil yang biasanya hidup dilapisan lumpur tepi danau atau sungai (Susanto,2004). Menurut Susanto (2004), ikan mas (Cyprinus carpio) mempunyai telur yang sifatnya merekat/menempel atau adhesif. Kebiasaan sebelum melakukan pemijahan di alam adalah mencari tempat yang rimbun dengan tanaman air atau rumput-rumputan yang menutupi permukaan perairan.

Tabel 1. Perbedaan Induk Betina dan Induk Jantan
Betina
Jantan
-          Badan bagian perut besar, buncit dan lembek.
-          Gerakan lambat, pada malam hari biasanya loncat-loncat.
-          Jika perut distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.

-          Badan tampak langsing.
-          Gerakan lincah dan gesit.
-          Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih
-          Dapat dipijahkan setelah berumur 8 bulan dengan bobot > 0,5 kg




2.1.3 Habitat Ikan Mas
Habitat atau tempat hidup ikan mas di alam bebas yaitu di pinggiran sungai, danau, atau perairan tawar lain dengan kedalaman air yang tidak terlalu dalam dan tidak terlalu deras aliran airnya. Lingkungan perairan yang ideal untuk tempat hidup ikan mas adalah daerah dengan ketinggian 150 – 600 m di atas permukaan laut. Habitat utama ikan mas adalah dalam air tawar. Namun dapat hidup juga di daerah muara sungai yang airnya payau (Narantaka, 2012).

2.1.4 Pakan  Dan Kebiasaan Makan Ikan Mas
Ikan mas merupakan ikan air tawar yang memiliki sifat tenang, suka menempati perairan yang tidak terlalu bergolak dan senang bersembunyi dikedalaman (Fishblog, 2008). Ikan mas termasuk pemakan segala (omnivora). Makanannya berupa jasad hewan atau tumbuhan yang biasanya hidup didasar perairan seperti cacing.
Menurut Suseno (2003) ikan mas mempunyai kebiasaan makan denganmenelan langsung makanan yang sesuai dengan ukuran mulutnya dan biasanya ikan mas lebih menyukai pellet sebagai makanan tambahan dalam suatu budidaya. Larva ikan mas pada umur berkisar antara 1-3 hari masih belum membutuhkan makanan dan setelah berumur 4-5 hari membutuhkan pakan
tambahan untuk menunjang pertumbuhan. Pakan alami untuk larva stadia akhir berasal dari zooplankton, rotifer, moina dan daphnia (Sudenda, 2002).

2.1.5  Hama Dan Penyakit (Cyprinus carpio)
1.      Hama yang sering menyerang ikan mas adalah Notonecta, larva Cybister, ular sawah, dan katak sedangkan cara memberantasnya adalah denganmelakukan pemagaran pada pinggir kolam dan melakukan pemupukan padakolam sebelum digunakan (Khairuman, dkk, 2008).
2.      Penyakit merupakan salah satu hambatan dalam proses budidaya ikan, selain faktor lingkungan dan manajemen. Penyakit ikan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan suatu fungsi alat tubuh baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyakit menyerang ikan melalui proses hubungan antara tiga faktor, yaitu kondisi lingkungan (kondisi di dalam air), kondisi inang (ikan), dan adanya jasad patogen (jasad penyakit). Dengan demikian timbulnya serangan penyakit merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara lingkungan, ikan, dan jasad organisme penyakit (Kordi & Ghufran, 2004).
Komarudin, dkk (1991) menyatakan jenis penyakit yang biasa ditemukanmenginfeksi ikan mas adalah, jamur, Pseudomonas flurescens,Aeromonas hydrophhila (Agromaret, 2009).Icthyophthirius, Trichodina, Dactylogyrus dan Gyrodactylus hidup pada kulit dan insang, sedangkan Myxobolus hanya hidup pada insang ikan dansangatpatogen bagi ikan (Komarudin, dkk, 1991). Dan gejala klinis yang seringditimbulkan oleh parasit-parasit tersebut adalah ikan terlihat kurus, kulit menjadikusam, ikan berenang lambat, ikan menggesek-gesekkan tubuh pada benda keras,mengeluarkan mukus berlebihan dan insang tidak dapat menutup dengansempurna (Subekti dan Mahasri, 2010).

2.1.6 Reproduksi Ikan mas (Cyprinus carpio L)
Reproduksi pada ikan dikontrol oleh kelenjar pituitari yaitu kelenjar hipotalamus, hipofisis – gonad, hal tersebut dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari lingkungan yaitu temperatur, cahaya, cuaca yang diterima oleh reseptor dan kemudian diteruskan ke sistem syaraf kemudian hipotalamus melepaskan hormon gonad yang merangsang kelenjar hipofisa serta mengontrol perkembangan dan kematangan gonad dalam pemijahan (Sumantadinata, 1981).
Reproduksi merupakan kemampuan indivudu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Ikan memiliki ukuran dan jumlah telur yang berbeda, tergantung tingkah laku dan habitatnya. Sebagian ikan memiliki jumlah telur banyak, namun ukurannya kecil, sehingga sintasan rendah. Sebaliknya ikan  memiliki telur sedikit, ukurannya besar. Kegiatan reproduksi pada setiap jenis hewan air  berbeda-beda, tergantung kondisi lingkungnya (Fujaya, 2004).
Pemijahan adalah proses perkawinan antara ikan jantan dan ikan betina yang mengeluarkan sel telur dari betina, sel sperma dari jantan dan terjadi di luar tubuh ikan (eksternal). Dalam budidaya ikan, teknik pemijahan ikan dapat dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu:
  1. Pemijahan ikan secara alami, yaitu pemijahan ikan tanpa campur tangan manusia, terjadi secara alamiah (tanpa pemberian rangsangan hormon),
  2. Pemijahan secara semi intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi dengan memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad, tetapi proses ovulasinya terjadi secara alamiah di kolam,
  3. Pemijahan ikan secara intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi dengan memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad serta proses ovulasinya dilakukan secara buatan dengan teknik stripping atau pengurutan (Gusrina, 2008).
2.1.7 Perkembangbiakan
Perkembangan gonad pada ikan terjadi pada masa embrio, differensiasi dari sel-sel bakal gonad dapat bermodifikasi oleh adanya steroid gonad (Hoar dan Randall, 1969). Khairuman, dkk (2008) menyatakan pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim, di habitat aslinya, ikan mas sering memijah pada awal musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang tergenang air. Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Telur ikan mas berbentuk bulat, berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20 mg. Ukuran telur bevariasi, tergantung dari umur dan ukuran atau bobot induk. Antara 2-3 hari kemudian, telur-telur ikan akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva ikan mas mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar sebagai cadangan makanan bagi larva selama 2-4 hari. Ukuran larva antara 0,5-0,6 mm dan bobotnya antara 18-20.

2.1.8  Fekunditas
Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat pada ovari ikan betina yang telah matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu memijah. Fekunditas merupakan hal yang sangat penting dalam hal pembenihan karena untuk memprediksi berapa banyak jumlah larva atau benih yang akan dihasilkan oleh individu ikan pada waktu memijah.
Perhitungan jumlah telur berdasarkan rumus :

F= (wg/Ws)x N


 


Keterangan :
F     : Fekunditas (jumlah telur dalam satuan gonad/ikan)
Wg : Bobot gonad (g)
Ws  : Bobot sub sample (g)
N    : jumlah telur dan sub sampel

2.1.9 Hatching Rate
Hatching Rate merupakan jumlah telur yang menetas dari total telur yang ditebar. Hatching Rate dihitung untuk mengetahui derajat penetasan telur.Penghitungan telur dilakukan setelah telur menetas dan sudah dapat dibedakan antara telur yang sudah menetas dan telur yang tidak menetas yaitu dengan cara sampling. Nilai Hatching Rate (HR) yang tinggi menandakan telur yang dihasilkan berkualitas baik.
                        
2.1.10Benih Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.)
Benih ikan mas yang berukuran panjang 3 – 6 cm dan berbobot 0,5 – 2,5gram disebut putihan. Putihan secara alami akan mengalami pertumbuhan dengancepat secara terus menerus dan setelah 3 bulan menjadi benih gelondong ataukepalang dengan bobot mencapai kurang lebih 100 gram setiap ekornya. Benihgelondong tumbuh terus dan akhirnya menjadi indukan (Pribadi, 2002).
Meskipun ukuran benih relatif sangat beragam, pada usia ini telah resisten atau tahan terhadap perlakuan mekanik, sehingga kekeliruan penanganan tidakmudah menimbulkan luka yang mengakibatkan kematian. Umur benih yang relative masih muda akan sangat baik untuk merespon makanan tambahan yang diberikan(Pribadi, 2002).

2.1.1 Kualitas air bagi perkembangan ikan
a. Suhu
Suhu air yang ideal untuk tempat hidup ikan mas adalah terletak pada kisaran antara 25 – 30 oC, dan pertumbuhan akan menurun apabila suhu rendah di bawah 130C . Pertumbuhan akan menurun dengan cepat dan akan berhenti makan pada suhu di bawah 5 oC (Narantaka, 2012).

b.Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman merupakan gambaran jumlah atau aktivitas ion hydrogen dalam perairan. Secara umum nilai pH menggambarkan seberapa besartingkat keasaman atau kebasaan suatu perairan. Perairan dengan nilai pH = 7 adalah netral, pH <7 dikatakan kondisi perairan bersifat asam, sedangkan pH > 7 dikatakan kondisi perairan bersifat basa adanya karbonat, bikarbonat dan hidroksida akan menaikkan kebasaan air, sementara adanya asam-asam mineral bebas dan asam karbonat menaikkan keasaman suatu perairan (Darmayanti, 2011). Kisaran pH yang cocok untuk kehidupan ikan mas (Cyprinus carpio L) adalah berkisar antara pH 6 – 9. Kondisi pH yang menyebabkan ikan mas pada titik kematian terjadi pada pH 4 untuk asam dan 11 untuk basa (Husni, 2012).

c.Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen)
Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energy untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan. Oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut (Salmin, 2000). Oksigen terlarut (DO) yang optimal untuk kelangsungan hidup ikan mas berkisar antara 3,40 – 5,19 mg/ L, sedangkan DO yang dapat mematikan ikan mas adalah 1,5 -2,0 (Rudiyanti, 2009).

d. Kekeruhan
Tingkat kekeruhan akan mempengaruhi kemampuan daya ikat air terhadap oksigen. Semakin keruh air yang digunakan, ikan semakin sulit bernapas karena kekurangan oksigen. Selain itu, insang akan tertutup oleh partikel – partikel lumpur, batas pandang ikan berkurang, dan nafsu makan berkurang (Pribadi, 2002).













BAB III
METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan Di UPT PTBP (Unit Pelaksaan Teknis   Pengembangan Teknologi Budidya Perikanan) Kepanjen Malang, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kegiatan PKL ini dilakukan mulai dari tanggal 25 Juli sampai 25 Agustus 2016 .

3.2 Metode Praktek
Metode yang digunakan dalam praktek kerja lapang adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi dan suatu sistem pemikiran. Metode ini bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang diselidiki (Nazir, 2011).

3.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang diambil dalam praktek kerja lapang ini yaitu berupa data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui beberapa metode pengambilan.

3.3.1 Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli tanpa melalui perantara. Data primer dapat berupa opini subyek (orang) secara individu maupun kelompok.
Data primer dapat diperoleh dengan tiga metode yaitu :
a)         Metode Observasi
Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data dimana mahasiswa magang mencatat informasi sebagaimana mereka saksikan selama praktek kerja lapangan.
b)        Metode Survei
Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. Hasil dari metode ini berupa data subyek yang menyatakan opini, sikap, pengalaman atau karakteristik subyek penelitian secara individu atau kelompok. Data yang diperoleh dari metode survey sebagian besar berupa data deskriptif yang dapat dirancang untuk menjelaskan sebab akibat atau mengungkapkan ide-ide (Sangadji dan Sopiah, 2010)
c)      Partisipasi Aktif
Bentuk partisifasi aktif ini merupakan suatu kegiatan dimana kita turut serat secara langsung dalam semua kegiatan yang berkaitan dengan pembenihan, persiapan kolam, pemeliharaan kolam, pengeringan dasar kolam, pengamatan ikan mas kawin, pencegahan hama dan penyakit, pemanenan benih.

3.3.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpul data primer. Data sekunder ini diperoleh dari laporan-laporan, data dokumentasi dan pustaka yang menunjang (Sangadji dan Sopiah, 2010).

3.4 Prosedur Kerja 
Adapun prosedur kerja yang akan dilakukan dalam proses pemijahan Ikan Mas yaitu :

3.4.1 Persiapan alat dan bahan :
Alat :
·         Timbangan Electronic scale.
·         Timbangan GSC 30 kg.
·         Spoit 3cc.
·         Mangkok besar 2 buah,
·         Jaring.
·         Kertas millimeter.

Bahan :
·         Induk jantan dan betina ikan mas.
·         Natrium Klorida 0.9%.


          3.4.2 Persiapan Kolam
Prosedur persiapan kolam yaitu :
1.      Membersikan dasar kolam pemijahan dari kotoran-kotoran.
2.      Kolam atau bak tempat pemijahan, harus di keringkan  sebelum seleksi induk dilakukan.
3.      Mengisi air ke dalam kolam pemijahan dengan membuka kran air.
4.      Kedalaman air setinggi ± 40-50 cm.
5.      Mengontrol pintu pengeluaran air dank ran pemasukan air, di usahakan sirkulasi berjalan dengan lancer.

3.4.3 Seleksi Induk
Adapun tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam seleksi induk sebagai berikut :
1.      Diseleksi tingkat kematangan gonad induk dengan meraba bagian perut induk betina.
2.      Dipilih induk yang tidak cacat.
3.      Ditimbang berat induk ikan mas.
4.      Induk yang belum siap untuk dipijah dipisahkan dari induk yang sudah matang gonad.

3.4.4   Pemijahan
Adapun tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam pemijahan sebagai berikut :
1.      Kolam dan aquarium yang akan dilakukan untuk pemijahan dibersihkan, dengan cara menguras bagian dasar kolam.
2.      Hilangkan sisa-sisa kotoran pada bak pemijahan sebelumnya.
3.      Lumpur yang ada di dasar kolam diangkat.
4.      Dikeringkan kolam atau dibiarkan mengering selama satu hari.
5.      Diisi air pada kolam pemijahan.
6.      Masukan induk ikan ikan mas pada kolam yang terpisah.
7.      Perisapkan alat dan bahan yang di gunakan untuk proses penyuntikkan ovaprim
8.      Menimbang induk jantan dan betina .
9.      Penyuntikkan ovprim pada induk jantan dan betina.
10.  Masukkan induk jantan dan betina pada kolam yang di sediakan selama kurang lebih dari 10 jam.
11.  Setelah itu proses striping (pengurutan) untuk mengeluarkan sperma dan sel telur.
12.  Campurkanlah sel sperma dengan larutan Natrium Klorida dengan perbandingan 1:9  yaitu 1 ml sperma dan 9 ml Natrium Klorida.
13.  Masukkan sel telur dan sperma di aduk hingga merata menggunakan bulu ayam .
14.  Tebarlah telur hingga merata pada aquarium dan kolam.

3.4.5 Perhitungan Fekunditas
Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat pada ovari ikan betina yang telah matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu memijah.
Adapun tahap-tahap yang di lakukan pada perhitungan fekunditas:
1.      Persiapkan alat dan bahan yang di gunakan.
2.      Ambilah beberapa butiran telur
3.      Timbanglah butiran telur menggunakan timbangan Electronic scale.
4.      Masukkanlah dalam rumus fekunditas

3.4.6   Penetasan Telur
Kegiatan penetasan telur dilakukan selama periode pengembangan telur hingga menetas, telur yang sudah di buahi harus selalu di jaga supaya telur terhindar dari predator dan juga kebersihan tempat pemijahan harus selalu terjaga.

3.4.7  Perawatan Larva
Setelah larva tidak menempel pada kakaban 2-3 hari kemudian kakaban diangkat dan dibersihkan. Namun larva tersebut belum membutuhkan makanan dari luar, ini disebabkan larva yang baru menetas masih dibekali cadangan makanan berupa kuning telur (yolk sack) sebagai makanan awal yang akan habis selama 3 hari.







BAB IV.
HASIL KEGIATAN
4.1 Teknik Pembenihan
4.1.1 Persiapan Kolam Pembenihan
Di UPT PTBP (Unit Pelaksaan Teknis Pengembangan Teknologi Budidya Perikanan)Kepanjen Malang persiapan untuk kolam pembenihan yang perlu untuk dilakukan yaitu dengan cara membersikan kolam pemijahan terlebih dahulu agar membasmi hama dan penyakit. Kolam pemijahan berukuran antara 2x2x0.5 m3, berbentuk persegi empat.

Gambar 2 . Persiapan Kolam Pembenihan
4.1.2 Seleksi Calon  Induk
Calon induk di UPT PTBP (Unit Pelaksaan Teknis Pengembangan Teknologi Budidya Perikanan) Pemeliharaan calon induk Ikan Mas jantan dan betina dipelihara secara terpisah dalam kolam yang berukuran 40x10x0.8 m3 . Pemijahan ikan mas di lihat berdasarkan berat tubuh induk yang akan di pijah. Induk ikan mas jantan  berumur 8 bulan dan betina berumur 1 tahun 4 bulan dengan berat tubuh induk  mas betina 0.916 kg, 0.659 kg dan berat induk jantan 0.820, 0.520,. Induk yang di gunakan berjumlah 4ekor (  2 betina,2 jantan). Pemijahan ikan mas dapat di lihat dari bobot tubuh induk ikan yang di guanakan.  Ciri-ciri induk betina yang siap pijah adalah: Pergerakan ikan lamban, perut membesar/buncit ke arah belakang dan jika diraba terasa lunak, Lubang anus agak membengkak/menonjol dan berwarna kemerahan (Flora_Fauna, 2009) sedangkan ciri-ciri induk jantan yang siap dipijahkan adalah tubuhnya atau badannya lasing,jika perut nya diurut/distriping akan mengeluarkan sperma, setelah ikan siap memijah  biasanya 2-3 bulan kemudian ikan siapdipijahkan kembali (Bachtiar, 2002).

Gambar 3. Penimbangan induk

Gambar 4. Induk betina

Gambar 5. induk jantan



4.1.3Penyuntikan Ovaprim
Pada proses pemijahan, induk betina dirangsang untuk memacu proses pematangan gonad dan ovulasi dengan cara disuntik hormon buatan/sintesis, yaitu dengan larutan Ovaprim. Penyuntikan larutan ovaprim  induk betina dengan dosis 0.2 ml/kg  dan menambahkan sterilized water dengan 2x dosis ovrapim sedangkan induk jantan dengan di berikan dosis Ovaprim 0.3 ml/kg dan menambahkan sterilized water dengan 2x dosis ovrapim penyuntikan induk di lakukan pada satu kali dengan waktu penyuntikan pada  pukul 09.00 pagi. Teknik penyuntikan hormon pada ikan dapat di lakukan dengan intra muscular (penyuntikan pada otot) karena penyuntikan ini tidak merusak organ yang penting dari ikan. Menurut Sutisna dan Sutarmanto (1995), teknik penyuntikan dengan arah jarum suntik membuat sudut 600 dari ekor bagian belakang dan jarum dimasukkan sedalam kurang lebih 1,5 cm. Hal ini ditujukkan supaya ovaprim benar – benar masuk ke bagian organ target. Pada saat dilakukan penyuntikan sebaiknya ikan dibungkus dengan jarring agar tidak lepas.
Gambar 6. Ovaprim                             Gambar 7. Penyuntikan ovaprim

4.1.4 Proses Striping
Proses pemijahan ikan mas di lakukan dengan proses  pemijahan buatan. Setelah di lakukan penyuntikan dengan menggunakan hormon Ovaprim pada  pukul 09.00 pagi dan pada pukul 20.00 WIB di lakukan proses striping dengan cara mengeluarkan sel telur induk ikan mas dan sperma induk jantan ikan mas.






Gambar 8. Striping induk betinaGambar 9. Striping induk jantan

                        Gambar 10. Proses pencampuran sperma dan Natrium Klorida.

Setelah proses Striping induk ikan mas , sperma  di campurkan dengan larutan Natrium Klodira dengan dosis yang di berikan 1:9 yaitu 10 ml sperma dan 90 ml Natrium klorida .Natrium Klorida berfungsi sebagai pengenceran sprema. Dan setelah pencampuran Natrium Klorida dan sperma di campurkan dengan sel telur induk betina, campurlah hingga merata menggunakan bulu ayam . Setelah pencampuran selesai di tebarlah telur tersebut hingga merata telur di tebar di kolam dan aquarium yang sudah d siapkan .

4.1.5 Perhitungan Fekunditas
Fekunditas merupakan kemampuan reproduksi ikan yang di tunjukkan dengan jumlah telur yang ada dalam ovarium induk betina yang telah matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu memijah. Fekunditas merupakan hal yang sangat penting dalam hal pembenihan karena untuk memprediksi berapa banyak jumlah larva atau benih yang akan dihasilkan oleh individu ikan pada waktu memijah.

Gambar 11. Pengambilan Telur                Gambar 12. Proses Perhitungan Fekunditas

Cara Perhitungan Fekunditas
1.      Betina pertama
·         Berat awal betina sebelum pemijahan (WT) : 0.658 kg
Berat akhir betina sesudah pemijahan  (W0): 0.556 kg.
        WG  = WT-W0
                 =0.658-0.556
     =0.102 kg
     = 102 gram

·         Berat Media             =57.8 gram
Berat 200 butir telur = 59.8 gram
Ws  = Berat telur – berat media
        =59.8 – 57.8
        =2 gram
·         Menghitung fekunditas
       F= (wg/Ws)x N
         = (102/2) x 200
         =10200 butir  telur
2.      Betina pertama
·         Berat awal betina sebelum pemijahan (WT) : 0.916 kg
Berat akhir betina sesudah pemijahan  (W0): 0.754 kg.

        WG  = WT-W0
                 =0.916-0.754
     =0.162 kg
     = 162 gram
·         Berat Media             =57.8 gram
Berat 200 butir telur = 59.8 gram
Ws  = Berat telur – berat media
        =59.8 – 57.8
        =2 gram
·         Menghitung fekunditas
       F= (wg/Ws)x N
         = (162/2) x 200
         =16200 butir  telur
Jadi untuk induk pertama ikan mas mempunnyai 10200 butir telur sedangkan untuk induk ke 2 ikan mas mempunyai 16200 butir telur.

4.1.6 Proses Penetasan Telur
Setelah telur di tebar merata di dasar kolam dan aquarium kolam ditutup dengan daun pisang untuk menghindarkan telur dari kontak langsung dengan sinar matahari dan hujan, karena telur ikan tidak dapat menetas apabila terkena sinar matahari atau hujan secara langsung. Telur yang sudah di buahi terlihat bening transparan sedangkan telur yang tidak terbuahi berwarna putih keruh Telur yang tidak menetas dibuang dengan airnya dan diganti dengan air baru. Waktu penetasan telur berlangsung 48-72 jam atau 2-3 hari kemudian.

4.1.7  Hatching Rate (HR)
Hatching Rata merupakan jumlah telur yang menetas dari total telur yang ditebar. Lama telurnya menetas bergantung pada temperature air dan kandungan oksingen.
                                                                
HR=

1.     Telur di wadah Aquarium
Jumlah telur (sampling)      : 200 butir
Jumlah telur yang menetas : 142 butir

HR=
           HR =
                 = 71%

2.     Telur di wadah bak beton
Jumlah telur (sampling) : 235 butir
Jumlah telur yang menetas : 176 butir

HR=
           HR =
                 = 75%

4.1.8 Pemeliharaan Larva
Perawatan larva yang di lakukan Di UPT PTBP (Unit Pelaksaan Teknis   Pengembangan Teknologi Budidya Perikanan ) Kepanjen Malang pembenihan disediakan 4buah aquarium yang masing-masing berbentuk persegi panajang dengan ukuran panjang 30cm, lebar 1 meter dan tinggi 50 cm dengan ketinggian air 25 cm dan kolam beton dengan ukuran antara 2x2x0.5 m3, berbentuk persegi empat.


Gambar 13. Aquarium pemeliharaan larva.               Gambar 14. Kolam pemeliharaan larva.

Tabel 2 Pertumbuhan Larva Ikan Mas dengan pemijahan buatan

Parameter
1 minggu
2 minggu
Panjang rata-rata (cm)
1 cm
2-2.5 cm

Gambar 15. Larva Minggu ke I kolam                       Gambar 16. Larva Minggu ke I aquarium

Gambar 17.Larva Minggu ke II Kolam            Gambar 18. Larva Minggu ke II Aquarium

Pertumbuhan larva ikan mas bergantung pada manajemen kualitas air, majemen pakan serta kondisi  tempat pemeliharaan.  Dalam pemeliharaan larva pada kolam pertumbuhaannya lebih cepat di bandingkn pada aquarium, karena pada kolam jumlah pakan alami tersedia dan ruang gerak untuk pertumbuhan larva ikan mas tidak terbatas.

4.1.9 Proses Pemberian Pakan
Pemberian pakan yang di lakukan dalam pembenihan larva ikan mas  mulai makan pakan alami setelah kuning telur habis yaitu setelah berumur 3-4 hari. Setelah kuning telur tersebut habis di berikan pakan beruba cacing sutra (tubifex) cacing sutra merupakan pakan alami yang di berikan dalam proses pembenihan . Selain itu juga pakan berupa cacing sutra di berikan sehari 1x pemberiannya. Dan setelah 1 minggu di berikan pakan berupa tepung udang .

Gambar 19. Cacing Sutra
Gambar 20. Pemberian Tubifex di Kolam               Gambar 21. Pemberian Tubifex diAquarium


Gambar 22. Tepung Udang

Gambar 23. Pemberian Tepung udang di kolam

Gambar 24. Pemberian Tepung Udang di Aquarium


4.1.10 Pengelolaan Kualitas Air      
Pengelolaan kualitas air merupakan salah satu parameter yang sangat penting di lakukan dalam hal budidayakan maupun dalam hal pembenihan. Dalam pengelolaan kualitas air di lakukan dengan mengunakan alat bantu seperti  thermometer untuk mengukur suhu,DO meter sebagai pengukur kandungan oksingen dan  pH meter.
Kualitas air yang cocok pada kolam pemeliharaan larva
Parameter
Nilai
pH
7-8.5
Suhu(C0)
24-28
DO (ppm)
5-8.


Gambar 25. Mengukur Suhu dan Do  kolam                   Gambar 26. Mengukur pH kolam

Gambar 27. Mengkur Suhu, DO Aquarium               Gambar28.  Mengkur pH Aquarium

Adapun cara lain untuk mengelola kualitas air dengan cara membersikan kotoran-kotoran yang terdapat dalam kolam seperti daun-daun yang berguguran di dalam kolam dengan menggunakan saringan untuk mengangkat kotoran- kotoran. Selain itu juga melakukan system pergantian air yaitu membuang air sebayak 30% dan menambahkan lagi sebayak itu. Selain itu juga membersikan aquarium dengan cara penyimpon kotoran-kotoran yang terdapat dalam aquarium dengan menggunkan selang yang berukuran kecil dan selain itu juga melakukan system pergantian air pergantian air dengan cara membuang  air sebanyak 30% dan menambahkan lagi sebanyak itu juga.

Gambar 29.Pembersihan kolam                              Gambar 30.  Penambahan air kolam

Gambar 31. Penyiponaan aquarium                  Gambar 32. Penambahan air pada aquarium


4.1.11Pengendalian Hama dan Penyakit
Selama kegiatan PKL di lakukan tidak menemukan penyakit pada saat pembenihan ikan mas ,sedangkan hama yang ditemukan pada kegiatan PKL yaitu hama yang ditemukan larva katak pada kolam pemeliharaan larva ikan mas. Upaya yang di lakukan dalam pengendaliannya yaitu dengan cara mengeluarkan larva katak tersebut dan memantau kolam pemeliharaan larva.

Gambar 33. Larva katak













BAB V.
PENUTUP
5.1    Kesimpulan
Dalam proses pembenihan ikan mas yang perlu diperhatikan yaitu : persiapan wadah, seleksi induk, penyuntikkan Ovaprim, proses striping, perhitungan fekunditas, penetesan telur, pemeliharaan larva, pemberian pakan, pengeleloan kualitas air, dan pengendalian hama dan penyakit.
Dalam proses pemeliharaan larva ikan mas, pertumbuhan ikan mas pada kolam beton lebih cepat dibandingkan pada aquarium karena kolam beton ruang gerak lebih luas, intensitas cahaya bagus, tersedianya pakan alami dibandingkan aquarium.

5.2     Saran
1.      Perlu dilakukan peningkatan sarana dan prasarana untuk memperlancarproses pembenihan ikan Mas.
2.      Dalam pemeliharaan larva ikan mas perlu diperhatikan padat tebar ikan agar diperoleh hasil yang lebih optimal.











DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Y. 2002.pembesaran ikan mas dikolam pekarangan agromedia Pustaka, Jakarta.
Cahyono, B . 2000. Budidaya Ikan Air Tawar . Jakarta : Pustaka Mina
Damayanti, Astri, 2011. Ayo Melipat Origami Binatang. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka.
Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid 2. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Fishblog. 2008. Kebiasaan Hidup Ikan Mas. Diperoleh dari : http://hobiikan.blogspot.com/2008/07/kebiasaan-hidup-ikan-mas.html. tanggal akses 3 Januari 2011
Flora_Fauna. 2009. Budidaya Ikan Mas. Diperoleh dari http://infokebun.wordpress.com/2008/06/10/budidaya-ikan-mas/. Infokebun.wordpress.com. Hal 6-10. (Tanggal akses : 12 Agustus 2016).
Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Cetakan pertama. Rineka Putra. Jakarta.
Husni. H. 2012. Uji Toksisitas Akut Limbah Cair Industri Tahu Terhadap IkanMas (Cyprinus carpio Lin). Skripsi. Universitas Andalas. Padang.
Hoar, W. S. and D. J. Randall. 1969. Fish physiology. Volume III. Academic Press Inc. New York.
Khairuman, Sudenda, Dodi., dan Gunadi, Bambang. 2008. Budidaya Ikan Mas Secara Intensif Revisi. Cetakan kedua. Agromedia Pustaka. Jakarta. 100 hal.
Komarudin, O., O. Praseno., dan Z. I. Azwar. 1991. Infeksi Parasit pada Benih Ikan mas yang Dipelihara di Kolam dengan Sisitem Aerasi. Buletin Penelitan Perikanan Darat Vol. 10 BRPBAT. Bogor.
Kordi, K. M. Ghufran. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Cetakan Per ama.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mustami, Muh. Khalifiah. 2013. Tingkat Penetesan Relatif Telur Ikan Mas Cyprinus Carpio Linn) Ras Punten Yang Diberikan Kejutan Suhu Panas Untuk Memproduksi Ikan Poliploid. Jurnal Bionature, 14(1): 7-10
Narantaka, A.M.M. 2012. Pembenihan Ikan Mas. Javalitera. Jogjakarta.
Rudiyanti, S. dan A. D. Ekasari. 2009. Pertumbuhan dan Survival Rate Ikan Mas (Cyprinus Carpio Linn) Pada Berbagai Konsentrasi Pestisida Regent 0,3. Jurnal Saintek Perikanan. 5(1): 39 – 47.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipta, Jakarta.
Subekti, S. dan G. Mahasri. 2010. Buku Ajar Parasit dan Penyakit Ikan (Trematodiasis dan Cestodiasis). Global Persada Press. Surabaya.
Sudenda, D. 2002. Budidaya Ikan Mas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sumantadinata, Komar, 1981. Pengembangan Ikan-Ikan Peliharaan di Indonesia, Sastra Hudaya, Bogor.
Susanto, H.  (2004). Budidaya Ikan Di pekarangan. Penebar swadaya. Jakarta.
Suseno (2003), Pengelolaan Usaha Pembenihan Ikan Mas, Penebar Swadaya, Jakarta.
Sutisna, D. H. dan R. Sutarmanto, 1995, Pembenihan Ikan Air Tawar. Kanisius. Jogyakarta. 135 hal








LAMPIRAN

Lampiran 1. Profil  Tempat Pelaksanaan PKL

       UPT Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (PTPB) Kepanjen terletak di Jalan Trunojoyo No. 12 Kepanjen, Kabupaten Malang. Denah lokasi UPT PTPB Kepanjen dapat dilihat pada Lampiran 2. Lokasi tersebut termasuk daratan rendah dengan ketinggian 358 mdpl, suhu harian sekitar 25-30°C dengan curah hujan rata-rata 600-1000 mm/tahun. Batas-batas lokasi 8UPT PTPB Kepanjen meliputi :
Utara : Jalan Kepanjen-Gondanglegi dan Kantor BKKBN
Timur : Perumahan dan persawahan
Selatan : Tanah hak yayasan
Barat : Jalan Kepanjen-Sengguruh dan Batalyon Zeni Tempur 5
        UPT PTPB Kepanjen sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur yang memiliki tugas dibidang bimbingan serta pelatihan teknis dan manajerial perikanan budidaya diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan teknis bagi pembudidaya ikan. UPT PTPB Kepanjen juga memproduksi benih ikan air tawar, menyediakan induk ikan yang unggul dan melakukan kaji terap teknologi baru yang dapat diterapkan dimasyarakat sehingga untuk menunjang tugas-tugas tersebut diperlukan sumber daya yang optimum agar dapat memberikan kesejahteraanbagi masyarakat.
        Sesuai Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 31 Tahun 2014 tanggal 23 Mei 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, UPT PTPB Kepanjen merupakan UPT Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur yang mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan sebagian tugas Dinas dibidang bimbingan serta pelatihan teknis dan manajerial perikanan budidaya. Fungsi UPT PTPB Kepanjen dalam melakukan tugas pokok adalah sebagai berikut :

1.      Penyusunan kurikulum dan silabi pelatihan perikanan budidaya.
2.      Pelaksanaan bimbingan dan pelatihan teknis dan manajerial perikanan budidaya.
3.      Pelaksanaan produksi benih dan budidaya ikan air tawar.
4.      Pelaksanaan penyediaan induk, calon induk, dan benih ikan air tawar.
5.      Pelaksanaan ketatausahaan, rumah tangga.
6.      Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

a.       Sejarah
         UPT Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (PTPB) Kepanjen merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur yang memberikan pembinaan Budidaya Air Tawar di Jawa Timur. Pembentukan UPT PTPB Kepanjen merupakan pengembangan dari unit sebelumnya, yaitu :

1.      Tahun 1957 : BBI Dinas Perikanan Darat Kabupaten Malang
2.      Tahun 1963 : Kursus Pengamat Perikanan Darat Kepanjen
3.      Tahun 1968 : Training Centre Perikanan Darat
4.      Tahun 1972 : Training Centre Aquaculture
5.      Tahun 1979 : Unit Pembinaan Budidaya Air Tawar
6.      Tahun 2002 : Balai Benih Ikan Kepanjen
7.      Tahun 2010 : Unit Pengelola Budidaya Air Tawar Kepanjen
8.      Tahun 2014-sekarang : Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya

b.      Visi dan Misi
Visi
1.      TERWUJUDNYA UPT YANG MANDIRI, TANGGUH, BERORIENTASI PADA PENINGKATAN PELATIHAN TEKNIS DAN  BERWAWASAN AGRIBISNIS SERTA BERBASIS EKONOMI KERAKYATAN
2.      MENINGKATKAN KAPASITAS KEMAMPUAN USAHA DAN DAYA SAING DALAM PRODUKSI BENIH IKAN DARI SEGI KUALITAS, KUANTITAS MELALUI PENERAPAN SISTEM PENGENDALI  MUTU TERPADU
3.      MELAKSANAKAN DIVERSIFIKASI USAHA PEMBENIHAN IKAN AIR TAWAR SERTA  PEMBUDIDAYAANNYA
4.      MENINGKATKAN BUDAYA KERJA DAN PELAYANAN MASYARAKAT (PUBLIC SERVICE).
Lampiran 2. Struktur Organisasi UPT PTBP

 




















Lampiran 3. Denah Lokasi
 





















                                                                                                                                     




 







                                                                                                              





                                                                                                              
 











Lampiran 4. Peta Lokasi

 


















Lirik Lagu Ko Suka Bikin Ganas Tapi Sa Sayang

Sa kecewa Sayang Sa bicara ulang Tapi ko tra mo dengar Sa ni yang selalu sabar Untuk koi Sayang Sa selalu larang Jangan pernah mo ilang kaba...